Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Kacamata Baru

Gambar
Saya berasal dari suatu daerah yang kampungnya kebangetan. Kotoran sapi yang disebut letong biasa ditemui di jalan utama. Bau tahi kuda sudah biasa pula. Titin kecil akrab dengan pemandangan cikar, sebutan kendaraan yg ditarik oleh satu atau dua sapi. Fungsinya mirip mobil bak, untuk mengangkut barang. Delman saat itu menjadi angkutan utama (untuk barang dan manusia), selain becak. Rumah orangtua saya berdekatan dengan sawah. Saya terbiasa pula ikut  teman ke tegal (sebutan untuk sebidang tanah yg hanya bisa ditumbuhi selain padi) seperti jagung dan sayur-sayuran. Danau jangan tanya, saya biasa bermain-main air di dalamnya. Ada curug yg letaknya tidak jauh dari desa saya. Sekira 10 KM. Kami menyebutnya Nglirip. Air terjunnya tinggi dan besar. Kolamnya lebar. Warna airnya hijau. Air tsb mengaliri sungai yang panjang sekali. Di tengah-tengahnya ada sawah dan tegal. Sejauh mata memandang hijau semua. Jauh sedikit, sekira 7 KM dari Nglirip ada pemandian air panas. Kami menyebutnya

Ramadan, O Kekasih

Gambar
Ramadan, Menyambutmu penuh sukacita ciri keimanan Ramadan, Mencumbuimu adalah dambaan Ramadan O Ramadan, Pada malam-malammu ada seribu bulan Ramadan, Dirimu mendapat kehormatan diturunkannya al-Quran Ramadan, Kaum papa terhibur oleh harta sang dermawan Ramadan O Ramadan, Kebaikan yang kami lakukan pahalanya terlipat gandakan Ramadan, Hanya di bulanmu terjadi sale besar-besaran dan diskon tak karuan Ramadan O Ramadan, Aku berharap semua orang mendapat kesempatan mereguk kesucian Kurang lebih tiga bulan lagi kita akan kedatangan tamu kehormatan yg bernama Ramadan. Di bulan itu, semua muslim dan muslimah mendapatkan mandat dari Allah swt untuk melaksanakan ibadah yang paling rahasia, yakni puasa. Saya jadi (agak) paham, mengapa Allah swt melipatgandakan semua jenis kebaikan yg kita lakukan pada bulan ini. Pertama, niat yg kita ikrarkan (usai  melaksanakan shalat tarawih) menjadikan keseluruhan aktifitas kita pada keesokan harinya menjadi ibadah. Bahk

Manusia dan Keunikannya (Terinspirasi dari Kajian Risalah Nur, al-Lama'at, Cahaya ke Tujuh Belas, Memoar ke Delapan)

Gambar
Kisah pertama. Saya pernah disergap rasa haru yang luar biasa. Saat perjalanan ke Cipanas dengan sahabat saya, Lanny. Saya menyaksikan pohon tinggi menjulang. Rindang. Seolah dia mengajak saya bicara. Dia (si pohon) membisikkan mesra kalimat berikut, "Hei, Titin. Aku mematuhi perintah Rabb kita. Aku cermin Keindahan Rabb kita." Saya membenarkan perkataan si pohon. Sepanjang jalan menuju puncak ke Cipanas mata saya mengagumi pohon yg jumlahnya mungkin ratusan ribu. Mereka kepanasan dan kedinginan. Namun tidak tumbang. Iseng banget bila ada orang yang menyiram mereka. Nggak mungkin kan? Namun mereka memberi kebahagiaan bagi yang memandangnya. Seolah dengan bangga memperlihatkan ada Keindahan Allah pada mereka. Pasti Allah swt. Yang Mengurus mereka. Lalu saya merasa tertampar dengan sendirinya, "Tin, keluhanmu banyak sekali. Yang jomblo lah (saat itu saya masih perawan tidak muda). Merasa berjuang sendirian (saat itu saya menanggung biaya perkuliahan s1 sendiri