Frozen Flower

Drakor. Aku mendengar istilah itu sewaktu masih mahasiswi di UIN Ciputat. Dua kawanku penggila serial drama Korea Selatan. Lenny (dih kangen aku sama gadis bermarga Lubis ini), sampai bisa bahasa Korea. Segitunya. Jujur saja, bahkan aku tidak sanggup menulis nama-nama artis Korsel. Apalagi melafalkannya. Oh ampun. Ketidaksanggupan ini akan terbukti saat mereview film Frozen Flower yg kutonton utuh semalam. Saat anak-anak dan suamiku tidur. Saat aku cuti shalat (yeay bisa bangun siang). Di paragraf-paragraf berikutnya aku tidak menulis nama asli pemain-pemain Frozen Flower. Nggak sanggup. He he.

Alkisah. Di akhir kekuasaan kerajaan Goryeo, tersebutlah sebuah cerita (kontroversial sih), kisah percintaan segitiga antara Sang Raja, pengawal pribadinya (Hong-rim), dan sang permaisuri. Asli keren banget nih film. Jalan ceritanya bikin baper. Akting artisnya total abis. Menjiwai alias all out. Kostumnya mantap (kolosal banget). Setting tempatnya pegunungan, sungai (alam bo'!).  Musik dan lirik lagunya membuat hati meleleh dan kagum. Dalemnya kebangetan, kisanak. Aduh duh duh.

Hong-rim (panglima kerajaan) dan sang raja, dari kecil mereka berdua tumbuh bersama. Sumpah setia Hong-rim pada sang raja patut dipuji. Bahkan dalam melayani kebutuhan batin sang raja, Hong-rim melakukannya dgn sepenuh hati. Lebih jauh lagi, Hong-rim siap mengorbankan nyawanya demi keselamatan sang raja. Hong-rim adalah pemilik mata yg sendu (pandangan matanya kalem penuh cinta), tampan, baik hati, tidak tegaan (bahkan beberapa kali dia mengampuni nyawa seseorang), jago bela diri (iya atuh, doi panglima sekaligus pengawal pribadi raja). Ketulusan Hong-rim dan kebaikannya membuat raja jatuh hati sedalam-dalamnya. Bahkan sang raja rela memberikan hadiah terbaik untuk Hong-rim. Ada scene sang raja menyiapkan hadiah kuda untuk Hong-rim. Pelayan istana mengatakan kalau kuda untuk Hong-rim jauh lebih baik daripada kuda tunggangan raja sendiri.

Sang raja sih nggak kalah tampan ya. Dia jago beladiri. Berwibawa. Seniman. Pembaca situasi yg unggul (eh aku curiga) orang yg sensitif tuh biasanya detail. Raja Goryeo tuh pengingat yg kuat dan kritis. Sayang sekali, di film tidak diceritakan mengapa raja menjadi seorang gay. Apa karena raja telah terpesona oleh kepolosan Hong-rim sejak kecil? Hingga dia membangun cinta, keping demi keping perasaannya terhadap Hong-rim?

Kalau bukan sebab gay, raja dan permaisuri merupakan pasangan yg amat serasi. Raja gagah, tampan, berwibawa, cerdas. Sementara permaisuri merupakan tipe pasangan ideal. Cantik, penurut, cerdas. Cewek banget dah pokoknya. Hingga sikap penurutnya mengantarkan pada keinginan raja agar permaisuri dipuaskan batinnya oleh Hong-rim (kekasih sang raja sendiri).

Pernikahan raja dan permaisuri merupakan pernikahan politik. Permaisuri adalah putri dari kerajaan Yuan yg menjajah kerajaan Goryeo. Posisi raja akan sangat lemah bila tidak memiliki keturunan. Maka diutuslah Hong-rim untuk menghamili permaisuri. Supaya kekuasaan sang raja menguat. Mulanya Hong-rim tidak enak hati dan segan melakukan tugas 'mulia' tersebut. Sebab permaisuri takut dan meneteskan air mata. Mengapa bukan suaminya yg merenggut keperawanannya.

Tak butuh waktu lama Hong-rim dan permaisuri saling jatuh cinta dan memberikan perhatian satu sama lain. Cinta mereka mengakar kuat hingga ke bumi lapis tujuh (aduh sok tahu aku). Yeay Hong-rim bukan gay. Dia cuma taat pada raja. Hei, sex scene-nya bergairah sangat (antara Hong-rim dan permaisuri). Aduh rugi kalau dilewatkan *eh*

Akhir kisahnya tak terduga. Aku nggak akan cerita. Nonton sendiri ya?

Selamat menonton. Serius, bagus pakai banget.



Keterangan foto: nyomot dari internet. He he bisanya nyomot.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang yang Dirindukan Nabi Muhammad

Memakmurkan Masjid

Bermain di Kamar