Selamat Natal dan Tahun Baru

Natal 2018 kali ini istimewa sekali. Gimana tidak, akhirnya saya mempunyai teman yg beda agama dan saya bisa mengucapkan selamat kepada teman -teman diskusi parenting Kamisan Charlotte Mason Tangerang Selatan. Kamisan, sebuah istilah untuk kegiatan yg dilakukan berulang-ulang. Dalam hal ini, kami diskusi tatap muka secara langsung di hari Kamis. Saya mendapat banyak keberuntungan gabung di kelompok tsb. Kami mendiskusikan filsafat pendidikan berbasis karakter buah pemikiran Charlotte Mason. Seorang pendidik dan filosuf asal Inggris.

Saya beruntung berada di tengah emak-emak pembelajar tinggi. Lifelong learner abis. Bagi saya, lifelong learner merupakan karunia Allah yg tertinggi. Di tengah-tengah dunia yg semakin edan ini. Berkat bergaul dgn mereka, setidaknya saya terhindar dari kepribadian yg kagetan (mudah kaget) karena menghadapi perkembangan dunia yg serba cepat. Saya mendengar berbagai topik yg kami bincangkan. Topik pembicaraan kami, Emak-emak CM Tangsel, seputar buku-buku yg memiliki ide hidup. CM mengistilahkannya sebagai livingbook. Bahasan obrolan kami selanjutnya yaitu mencari kebun, curug, atau alam yg bisa kami jadikan sebagai nature study. Saya bergaul dgn mereka lebih dari dua bulan tapi belum pernah saya mendengar obrolan hang out bareng di mall mana misalnya. Atau baju apa yg sedang ngetren. 

Grup WA yg paling nyambung di hp saya saat ini ya grup 'belajar CM Tangsel'. Info yg kami share di grup tsb. selalu menjadi pemantik diskusi. Dari tema drakor, buku, lukisan, hingga sejarah dunia. Wajar saja. Teman-teman saya lulusan perguruan tinggi yg hingga saat ini menjadi salah dua perguruan tinggi kebanggaan Indonesia. Intinya keilmuan mereka di tahap mampu memahami sebuah teks Inggris Victorian.

Apakah saya minder bergaul dgn mereka? Melihat sejarah saya menyelesaikan s1 selama 7 tahun, dengan mantap saya jawab sangat minder. Keminderan itu terletak pada pribadi saya. Minder pada komitmen saya sendiri untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Tidak mudah kan menaklukan diri sendiri. Namun, mereka emak-emak yg rendah hati, tentu saja. Tidak ada cacat sama sekali pd toleransi. Saya belum pernah merasa dikucilkan sama sekali. Meski sering saya belum mampu memahami topik yg mereka bahas. Dan mereka seolah menunggu sampai saya paham. Kami pernah bahas sistem limbik (ilmu otak), dan Mbak Nit, menjelaskan secara baik saat itu. Saat diskusi pun, seringkali Mbak Rum memahamkan dan menjadi wasit saat saya kebingungan. Yg paling saya ingat Mbak Rum biasa membuka kamus besar bahasa Indonesia atau kamus Inggris hanya untuk mencari kata 'potensi' misalnya. Jadi keminderan itu berangsur-angsur hilang. 

Singkat kata. Saya mendapat banyak berkah tergabung di kelompok belajar CM Tangsel. Hingga sepekan lalu, saya bertanya dgn hati. Apa makna natal bagi teman-teman protestan dan katolik di grup kami. Rasa syukur saya mendorong utk bertanya pd Mbak Lis. Surprise. Tak hanya Mbak Lis yg antusias. Mbak Rum dan Mbak Es menyambut dgn hati pula atas pertanyaan saya.

Saya mengidolakan Yesus dari saya gadis. Proses pengidolaan itu sederhana sekali. Saat bacaan al-Quran saya sampai pada ayat 118 dari surat al-Maidah berikut,

"Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yg Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (5:118)

Kalimat di atas tidak akan keluar dari orang sembarangan kecuali dr lisan suci, pribadi yg matang, pribadi yg penuh dgn kelembutan dan kasih sayang dalam memandang dan memperlakukan mereka yg melakukan kekhilafan. Memaafkan adalah jalan tercepat menuju ketaqwaan. Taqwa, sebuah istilah yg merujuk kepada karakter sempurna dlm Islam. Dan Yesus atau Isa bin Maryam (salam dan kesejahteraan untuknya) adalah pemilik kalimat yg termaktub dalam Al-Maidah ayat 118 di atas.

Dulu, saat saya sedang hangat-hangatnya patah hati dgn seseorang yg tidak menjadi suami saya saat ini. Saya senang betul membaca surat Maryam. Saya betul-betul menangis saat membaca kisah perjuangan Ibunda Maryam dan Nabi Zakaria (salam dan kesejahteraan untuknya). Jawaban Mbak Lis atas makna natal yg saya tanyakan menemukan titik temu pd apa yg membuat saya menitikkan air mata saat baca kisah Ibunda Maryam. Saya akan mengutip Surat Maryam (19): 23 berikut,

"Maka Maryam mengandungnya, lalu ia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. (QS. 19:22) Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: ‘Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.’” (QS. 19:23)

Ayat di atas senada dengan jawaban Mbak Lis di bawah ini,

"Sependek pengetahuanku, natal adalah Hari kelahiran juruselamat dunia. Bagi kami yg katolik, menjelang natal adalah Masa adven, Masa mengenang masa2 sebelum sang juruselamat lahir (bagaimana ibuNya di beri kabar mengenai akan kehadiranNya di Rahim beliau,Dan seterusnya). Ada sukacita disana, lebih banyak dukacita tapinya. Kami dituntut lebih banyak mengoreksi diri, mempersiapkan diri menyambut kedatanganNya. Di Hari natal, umat katolik merayakan Hari kelahiran Nya, TIDAK berlebihan tapinya.. supaya essensi natal itu sendiri tidak hilang."

Saat membaca kalimat demi kalimat jawaban Mbak Lis di atas, ada rasa haru menyeruak di dalam diri saya. Merinding sekaligus berharap semoga saya yg penuh dosa ini tergolong dalam doa Nabi Isa (salam dan keselamatan untuknya) di Al-Maidah ayat 118. Betapa luas hati Yesus. Dia memandang penuh cinta terhadap orang yg melakukan kekhilafan. Bila natal adalah titik balik cara memandang hidup agar lebih baik, saya yakin ada banyak berkah bila saya ikut bersuka cita menyambut natal sebagaimana perasaan teman-teman saya yg merayakannya.

Kepada Mbak Arum, Mbak Ellen, Mbak Lisye, Mbak Maria, Mbak Ayu, Mbak Esther, Mbak Ika, Mbak Ratna, Mbak Inge dan seluruh umat kristiani selamat merayakan natal dan menyongsong tahun baru 2019. Semoga kita semua menjadi pribadi yg bermanfaat untuk umat. Mohon bimbingannya. Terima kasih banyak kebersamaannya. Amin.


Keterangan foto: Anak-anak kami (Pembelajar CM Tangsel) sedang nature walk di kebun Serpong Terrace. 

Komentar

  1. Tulisan yang baguss.. Saya banyak belajar darimu mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah. Makasih banyak jejaknya di komen ini, Mbak Asri, ya.

      Hapus
  2. Laff mbak Titin.. saya selalu merasakan ketulusan dan kebesaran hatimu di setiap kata2mu. Saya juga belajar banyak darimu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Naresh, mohon hidupkan kembali blog kamu. Pasti seru sekali tulisanmu selanjutnya. Oiya, makasih banyak komenmu. Senang sekali ak bacanya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang yang Dirindukan Nabi Muhammad

Memakmurkan Masjid

Bermain di Kamar