Charlotte Mason

Baby blues itu bukan dongeng. Ia nyata. Senyata tangisan bayi. Betapa banyak bayi disakiti oleh ibu kandungnya. Bahkan lebih tragis. Nyawa si bayi berakhir di tangan ibunya. Lalu apa penyebab dari baby blues? Apa ia lahir dari keruwetan pikir dari si ibu? Bagaimana peran lingkungan? Terutama suami?

Saya mengalami baby blues. Pertama-tama, fisik saya sakit. Operasi sesar kedua membuat kesehatan saya menurun. Suami tidak di samping saya. Dia bekerja di Jakarta. Sedang saya di kampung. Pikiran kemrungsung. Ada dua tangisan bayi yang harus saya dengar. Sementara jadual tidur saya tidak karuan.

Dua pekan setelah kelahiran anak kedua, baby blues mengambil peran. Saya lupa penyebabnya, tapi saya ingat betul ketika anak pertama saya rewel, saya tutup wajahnya dengan bantal. Alhamdulillah saya langsung sadar. Saat itu anak pertama saya usia 1,5 tahun.

Baby blues saya bertahan lama. Saya merasa, telinga penuh dengan suara tangisan bayi. Saat saya menyalakan kran air di kamar mandi, saya mendengar tangisan. Kran saya matikan. Tidak ada tangisan. Lalu kran saya nyalakan kembali. Tangisan terdengar lagi. Saya matikan kran. Kemudian untuk memastikan, saya mengecek bayi-bayi saya. Mereka tidur siang dengan pulas. Agaknya saya mulai tidak waras.

Saya merasa bodoh dan tidak berharga. Kebaikan yang saya bangun sebelum saya menikah seolah runtuh tak ada sisa. Saya merasa orang yang paling jahat di seluruh dunia. Saya mulai membaca artikel-artikel tentang psikologi ibu yang baru melahirkan. Dan saya kenal istilah baby blues.

Saat bayi kedua saya usia 1,5 bulan saya memaksakan diri kembali ke Jakarta. Saya tidak menemukan dukungan di keluarga saya. Saat itu saya memutuskan tundem nursing. Menyusui dua bayi yang berlainan jenis memiliki mitos yang mengerikan. Salah satu anak akan meninggal.

Menangani urusan bayi dan rumah tangga tanpa campur tangan orang lain itu memang melegakan. Karena semakin banyak suara seputar pengasuhan akan semakin membingungkan. Saya dan suami bahu membahu mengurus semuanya. Setiap hari saya melaporkan kelakuan saya pada suami. Kelakuan buruk seputar pengasuhan.

Respon suami tidak pernah menghakimi. Ia mendengar luapan emosi saya. Meski ia sendiri kelelahan dengan pekerjaannya. Ia tidak memberi solusi seperti artikel-artikel parenting. Namun perlahan ia mencoba memahami emosi saya. Saya merasa kikuk dengan kebaikan hatinya.

Saya memutuskan untuk membaca ilmu parenting. Berjumpalah saya dengan komunitas Charlotte Mason. Berawal dari status yang dishare kawan sefakultas, Lanny, saya tertarik dengan isi kalimatnya.

Kemudian saya mendaftar sebagai peserta grup dan diterima. Saya mengenolkan diri. Dan saya merasa takjub karena saya berada di lingkungan yang tepat. Lingkungan orangtua-orangtua yang kesulitan mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Orangtua-orangtua yang memiliki semangat tinggi untuk menemukan solusi dari kesulitan-kesulitannya. Orangtua yang cerdas dan berdedikasi tinggi untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.

Langkah lanjutan yang saya ambil adalah mengulik praktisi CM. Saya mengajukan pertemanan. Mengadd satu persatu. Belajar dari tulisan dan keseharian anak-anak mereka.

Saya membeli buku panduan CM yang ditulis oleh Ellen Kristi. Buku tersebut berjudul Cinta yang Berpikir. Bu Ellen merupakan berkat bagi pendidikan di Indonesia. Dedikasinya tinggi. Setiap hari ia mengirim terjemahan CM ke komunitas CMI. Saya pernah bertatap muka dengan Bu Ellen. Mengikuti seminarnya tentang kunci filosofi pendidikan CM. The way of will dan habit of obedience. Ia hangat. Saya tidak akan pernah lupa rangkulannya.

Sejauh ini saya merasa jatuh hati dengan filosofi pendidika Charlotte Mason. Sore ini buku vol. 6 CM ada di tangan saya. Saya akan mempelajarinya dengan suami. Karena buku ini berbahasa Inggris. Selain suami mampu membaca teks  berbahasa Inggris, belajar bersama ini saya jadikan modus suami mendukung pilihan saya untuk menghomeschoolingkan anak-anak kami memakai kurikulum Charlotte Mason. Doakan kami diberi pemahaman dalam membaca buku-buku Charlotte Mason ya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang yang Dirindukan Nabi Muhammad

Memakmurkan Masjid

Bermain di Kamar