Jane Eyre


Apa hasil dari sebuah kemalangan hidup yang dialami seseorang? Apakah kemalangan itu akan membuat hidup seseorang menjadi tidak bermoral? Banyak orang miskin yang tidak butuh dikasihani kan, dear. Baru-baru ini seorang ayah tega membuat bayinya yang berumur satu tahun tergeletak di lantai sebuah toko swalayan. Bayi itu tak memiliki keceriaan sebagaimana bayi sehat pada umumnya. Konon ayahnya meminumkan antimo supaya si bayi tidak rewel saat diajak mengamen. Si ayah mengaku terpaksa karena terdesak ekonomi. (beuh! Pengen bogem si ayah itu rasanya!)

Lalu ketidakberuntungan seperti apa yang membuat orang yang mengalaminya menjadi sosok yang kuat yang menyebarkan energi cinta bagi siapa saja yang berada di dekat orang itu? Jika ingin mengetahui jawabannya, luangkan waktu selama dua jam untuk menonton film Jane Eyre versi 2011 yang diaktori oleh Mia dan Fassbender.

Adalah Jane (Mia), sosok yang mandiri, tahu tujuan hidupnya, bermoral, jujur, ia tak gentar terhadap apapun. Jane kecil sempat dididik oleh bibinya yang tak pernah mencintainya sedikitpun hingga ajal menjemput bibi. Saat ajal akan merenggut, si bibi berkata, “Kau selalu membawa kematian untukku. Aku membencimu.” Kemudian Jane menjawab, “Bencilah aku semaumu. Aku telah memaafkanmu, bibi.” Di scene ini aku kagum dengan keteguhan Jane pada kemurnian hatinya. Maha benar Tuhan dengan segala CintaNya.

Fase pendidikan saat Jane di asrama tak kalah pahitnya. Ia dihujat oleh pemilik asrama dengan kalimat kasar yang menyudutkan kemanusiaan Jane. Namun Jane adalah Jane yang pantang menyerah dengan keadaan. Kebaikannya semakin menjadi saat ia berkawan dengan Helen. Keteguhan sikap Jane terbawa saat ia diinterview Edward (juragan tampan yang romantis) demi posisi pekerjaan guru privat untuk anak angkat Edward. Jane tak mengguratkan kemiskinan dan kemalangan di hadapan Edward.

Edward simpati dan jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya kepada Jane yang miskin, tidak cantik, sederhana, dan tidak jelas asal usulnya. Kisah cinta mereka dimulai. Ciuman demi ciuman telah mereka lakukan. Percakapan demi percakapan telah mereka lontarkan untuk mendekatkan jiwa mereka. Keputusan telah disepakati. Jane dan Edward akan menikah. Jane nampak bahagia namun tidak dengan Edward. Ia gusar seolah ingin mempercepat pernikahan.

Rupanya Edward menyimpan masa lalu yang tidak mampu Jane terima. Edward telah memiliki istri. Jane menangis untuk pertama kalinya setelah ia dewasa. Edward menunggu di depan pintu Jane, berjaga kalau Jane keluar. Edward heran mengapa tidak ada tangisan dan teriakan Jane atas kepengecutannya menyembunyikan masa lalunya pada Jane.

Jane telah memutuskan pergi. Berikut percakapan yang aku suka dari perpisahan mereka.

“Siapa yang terganggu kalau aku hidup bersamamu? Siapa yang peduli?” Tanya Edward mengiba.

“Aku.” Jawab Jane tanpa air mata.

“Kau lebih suka membuatku gila, daripada melanggar aturan yang dibuat manusia.” Kemungkinan besar Edward setengah gila mengucapkan kalimat ini. (Duh duh Fassbender  ganteng banget di scene ini. Kok bisa ya si Mia nggak meleleh dengar kalimat Fassbender? Kalah sama Milea pacarnya Dilan nih).

“Aku harus hormati diriku.” Jawab Jane. Sekali lagi keteguhan Jane pada hal baik dan bermoral teruji. Ia sungguh mencintai Edward namun ia tak mau dan tak mampu mengotori hati dan pikirannya. Ia telah melampaui kesulitan demi kesulitan dalam hidupnya. Ia tak kaget lagi dengan keputusan yang ia ambil dengan penuh kesadarannya.

Merasa Jane pengkoh (bahasa suamiku kalau ia bosan menyuruhku mandi), Edward mengancam,

”Aku bisa mencekikmu dengan jari dan jempolku, tekanan yang kau rasa dari tanganku akan menyakitimu. Tapi apapun yang kulakukan dengan tempat ini, toh aku tak bisa mendapatkanmu. Dan jiwamulah yang kuinginkan, Jane.” Edward menangis mengatakan semua kalimat itu, kemudian perlahan ia lepaskan kedua tangannya yang menekan leher Jane. Sekali lagi ia memohon dan menangis di pinggang Jane namun Jane tetap pergi. Duh duh gombal yang beginian nih, saya suka, saya suka  (Mei Mei Mode On).

Selamat menonton ya, dear teman-teman. Serius filmnya romantis banget. Duh sayang banget saya nggak bisa bandingin, lebih gombalan mana si Edward dan Dilan. Belum nonton Dilan sih. Nonton yak? Nanti kita ngegosipin Edward atau bikin meme lucu tentang Edward bareng-bareng boleh juga deh. Nonton yaaaaaak!



Komentar

  1. Waduh caramu menulis review berhasil bikin aku penasaran buat nonton juga. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang yang Dirindukan Nabi Muhammad

Memakmurkan Masjid

Bermain di Kamar